Senja yang dulu indah kini menjadi temaram dan bulan yang dulu purnama
kini perlahan berubah menjadi sabit. Seperti keadaan hati seorang gadis
remaja yang meratapi kekosongan dan kehampaan hatinya karena ditinggal
oleh sahabat yang selama ini setia menemaninya baik syka maupun duka.
Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, aku mempunyai beberapa sahabat
salah satunya Icha. Icha tinggal di Ciracas, JakartaTimur. Dia anak
pertama dari 2 bersaudara, dia adalah seorang remaja yang lugu dan
sangat ceria. Kami bersahabat suddah cukup lama, aku kenal Icha waktu
kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta. Setelah
awal oerkenalan itu,pertemanan kami berlanjut karena kami diterima di
SMP itu. Kami selalu bersama-sama bagai amplop dan perangko yang tak
dapat terpisahkan, itulah kami. Kami juga selalu satu kelas.
Aku
adalah seorang remaja yang baru berusia 13 tahun. aku sekolah di suatu sekolah
menengah pertama. disini aku mempunyai 4 teman baik, yaitu arumi, shella,
putri, dan yasmine. kami sangat kompak.pada suatu hari ada praktek pelajaran di
kelasku, dan semua perebuatan untuk pertama. dan aku sudah mengambil ancang*
untuk lari, dan duduk di bangku meja guru. lalu aku pun berlari, dan sampai,
namun, ketika aku duduk, seseorang juga duduk di bangku itu. yap, kami berdua
duduk di bangku yg sama. ternyata seseorang yg duduk itu adalah reza. pada saat
itu, kami saling memandang, aku merasakan ada sesuatu yang aneh saat itu,
hatiku terasa terkena setrum.
Tapi
enatah apa yg ia rasakan. saat itu semua anak sekelas menyorakiku
"cieeee" kata mereka kompak, dan terus menerus. lalu akhirnya dia
mengalah, dan aku yg di tes duluan.dan setelah itu, sahabatku bilang "cie
syelza"kata putri " apaan sih, aku tuh ga suka sama dia " kataku
mengelak "oh yaudah" balasnya.sejak saat itu kami berdua sering di
ejek. aku gatau aku senang atau kesal.aku tidak berani merasakan rasa ini
karena sahabatku putri juga menyukainya. aku tidak tega untuk melukai
hatinya.aku dan reza sering smsan dan ngobrol/bercanda bareng. padu suatu saat,
aku sedang berdua sama dia saat pulang sekolah untuk pulang bersama. di tengah perjalanan
dia menyatakan cinta kepadaku "syel, emhh, aku mau ngomong sama
kamu", kata reza, aku menjawab "iya, mau ngomong apa ?"balasku,
lalu ia bilang "emhh.. aku, aku "''aku apa?", "emh, aku,
suka sama kamu, kamu mau ga jadi pacar aku ? " kata reza. aku bingung mau
jawab apa, aku memang suka sama dia, tetapi sahabatku juga suka sama dia, aku
ga mau untuk menghancurkan hatinya. aku terdiam. dan akhirmya aku menjawab
"emh, ntar dulu deh, aku pikir* dulu" jawabku, lalu dia bilang
"yaudah sampai kapanpun aku akan nunggu kamu" kata reza, "ya,
makasih ya"
Seorang
wanita tua naik lift di Gedung Kantor yang sangat mewah. Seorang wanita muda
dan cantik masuk ke dalam lift dan berbau wangi lalu menoleh kepada wanita tua
dan berkata angkuh, "Giorgio - Beverly Hills, $100 per ounce"
Nasrudin sedang berada dimasjid,
duduk khusyuk berdoa dideretan orang-orang yang alim.
Tiba-tiba salah seorang diantara mereka nyeletuk, ”Aku ragu.., jangan-jangan
kompor dirumah masih menyala.”
Skali Pace Yaklep mabuk berat
malam minggu, Yaklep trus tidur deng teman-teman di got samping gereja. Begitu
lonceng minggu pagi berbunyi dorang kaget trus bangun dan ikut masuk di gereja.
Pace Yaklep de pace Kon dorang duduk rapi di bangku belakang trus hari itu
pendeta sedang cerita mengenai mujizat Nabi Musa menyebrangi laut.
Dengan bersemangat Pak Pendeta
mengkhotbahkan 1 Timotius 6:7, “Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam
dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.”
Lalu terdengar komentar Didik kepada Hari yang duduk di
sebelahnya, “Wah … Pak Pendeta seharusnya dengar dulu cerita saya. Orang mati
tetap saja bawa harta.”
Gus Dur sering ceplas-ceplos
ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik polisi. ketika ditanya
wartawan sebuah televisi swasta inilah jawaban Gusdur yg memicu gelak tawa:
Wartawan: Gus.. menurut anda polisi yang paling jujur di
Indonesia siapa?
Gusdur: di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur.
Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.
Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu senangnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat. Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan.
Namun, sekian lama pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir lulus dari sekolahku. Sekolah berasrama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat.
Tapi kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga tahun yang kuhabiskan di sekolahku ini, aku mendapatkan sahabat. Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya. “May, nelpon yuk. Wartel buka tuh,” ujar seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, Riea pada ‘sahabat’ku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas Maya, ‘sahabatku’. Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku.
Ini cerita di sewaktu saya masih duduk di kelas 6 SD, waktu itu temen2 saya yang sebaya udah pada pada sunat semua karena merasa malu belum di sunat saya minta ke orang tua untuk di sunat. Karena orang tua juga senang saya mau di sunat, besok pagi saya di bawa ke mantri (klinik). Si mantri mempersilahkan
Si Salim naik busway dan duduk disebelah ibu muda cantik dan sexy. Kebetulan ibu muda itu baru mulai hendak menyusui bayinya. Tapi ketika si ibu muda hendak menyusui, si bayi menolaknya..
Si ibu muda berkata ” ayo sayang diminum, entar mama kasih sama